Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr. H. Abdul Mu’ti., M.Ed mengungkapkan, pelaksanaan ibadah puasa dan ibadah lainnya di bulan Ramadhan pada hakekatnya merupakan sebuah proses mudik spiritual agar setiap manusia kembali kepada fitrah.
“Dalam situasi pandemi Covid -19, kita tidak seharusnya memaksakan diri untuk melakukan mudik , baik itu mudik sosial ataupun mudik cultural. Meskipun ada anjuran kalau tidak bisa keduanya paling tidak mudik finansial. Tapi sesungguhnya ibadah Ramadhan yang kita lakukan adalah mudik spiritual,” katanya saat mengisi ceramah pengajian Ramadhan online yang digelar Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Rabu (13/5). Pengajian dibuka Rektor UMSU, Dr Agussani, MAP dihadiri para wakil rektor, sekertaris universitas, pengurus PWM, PDM dan staf dan dosen.
Perlu dipahami mudik di waktu lebaran bukanlah ibadah akan tetapi sebuah tradisi, menjaga silaturahmi antar sesama keluarga dan umat memang di anjurkan tapi melihat kondisi saat ini tidaklah menjadi sebuah masalah kalau tidak mudik baik itu mudik kultural, mudik sosial maupun mudik finansial.
“Yang menjadi tujuan utama kita melalui bulan Ramadhan ini secara totalitas kita mampu mudik secara spritual dari perjalanan hidup yang kita lalui selama ini mungkin kita banyak berbuat dosa, khilaf dan juga salah dengan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini kita kembali ke fitrah dengan penuh keimanan dan ketaqwaan berharap Allah ampuni dan juga Ridhoi atas apa yang kita perbuat,” jelas Mu’ti
Menurut Mu’ti , Dalam kondisi seperti sekarang ini tentunya umat Islam merasakan Ramadhan yang sekarang berbeda dengan ramadhan sebelumnya, disebutnya ada new reality yang membuat kita harus mampu beradaptasi dengan keadaan sehingga kembali menjalankan aktifitas normal seperti biasanya.
Dalam hal pelaksanaan ibadah jelasnya, di Ramdhan tahun sebelumnya segala aktifitas ibadah seperti tarawih, tadarus dan lainnya dilaksanakan berjamaah di masjid namun dalam hal ini semua harus dilaksanakan di rumah dengan menimbang kondisi keamanan dan keselamatan baik bagi diri pribadi maupun masyarakat.
Melihat kondisi seperti ini tentunya pimpinan pusat Muhammadiyah melalu majelis tarjih mengeluarkan panduan beribadah yang menjadi acuan bagi warga persyarikatan dalam melaksanakan ibadah di Bulan Ramadhan.
Adapun pelaksanaan Ibadah-ibadah di bulan Ramadhan dimasa covid 19 ini, seperti sholat 5 waktu dapat dilaksanakan di rumah, begitupula dengan pelaksanaan sholat Jum’at dengan alasan keselamatan dan keamanan dari pandemi ini diganti menjadi sholat Zuhur dan pelaksanaan nya juga di rumah. Begitu pula dengan sholat tarawih dan tadarus Al-Qur’an juga dilaksanakan di rumah, Dalam hal ini tentunya ada ketidakpuasan di hati umat Islam dikarenakan kebiasaan menjalankan ibadah di masjid namun saat ini harus ikhlas melaksanakannya di rumah.
Tentunya ini semua tidak mengurangi ghirah kita untuk terus beribadah, memperbaiki diri dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita di bulan Ramadhan yang mulia ini, dengan memperbanyak ibadah-ibadah sunnah, bersedekah dan tadarus Al-Qur’an dengan tartil sebagaimana firman Allah ” Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil. (Al-Muzammil: 4)” maksudnya disini agar Al-Qur’an yang kita baca tertanam kokoh di hati, membacanya tidak tergesa-gesa dengan sepenuh jiwa dan hati serta sepenuh iman.
Dia juga menjelaskan Puasa Ramadhan dan idul Fitri (lebaran) adalah ibadah harus sesuai dengan syariat dan juga sunnah.
Diakhir penyampaian Mu’ti mengajak jamaah agar sama-sama mengindahkan maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah perihal pelaksanaan ibadah Ramadhan di masa pandemi karena maklumat itu merupakan ijtihad jama’i (fatwa dari para ulama dan ahli berdasarkan disiplin ilmu).
“Semoga kita tetap semangat menjalankan ibadah sesuai dengan syariat dan juga sunnah,” katanya.
Sebelumnya, Rektor UMSU, Dr Agussani, MAP menjelaskan, aktifitas pengajian Ramadhan merupakan agenda rutin yang digelar setiap tahun. Namun dalam situasi pandemi Covid -19 ceramah tatap muka harus