Pusat Kajian Budaya Melayu Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara menggelar webinar internasional yang diikuti peserta dari sejumlah universitas di negara ASEAN dan Eropa.
Webinar internasional bertajuk “Budaya Melayu Pada Era Normal Baru menghadirkan narasumber dari UMSU, Universitas Pendidikan Sultan Idris, Malaysia dan Universitas Putra, Malaysia digelar secara daring dan tatap muka terbatas di Kampus Pascasarjana di Jalan Denai, Medan, Selasa (21/7). Acara dibuka Rektor, Dr Agussani, MAP dan dihadiri Anggota Komisi IX, DPR. RI, Prof Djohar Arifin Husin, sejumlah ulama, Ketua MUI, Prof Mohammad Hatta, Syekh Ali Marbun, Buya Amiruddin, MS, KH Zulfikar Hajar, Dr Amhar Nasution, Prof Khairil Ansari, Sakhyan Asmara. Turut hadir pimpinan universitas dari UPSI, Malaysia, Prof. DR. Mohammarof. Dr. Aini Ideris dan Prof. Datuk Mohammad Shatar bin Sabran.
Rektor UMSU, Dr Agussani, MAP mengatakan, pandemi Covid-19 membuat kehidupan yang berbeda dengan kondisi normal sebelumnya. Kondisi yang pada akhirnya memaksa manusia melahirkan berbagai Inovasi dan kreativitas dengan memanfaatkan teknologi virtual. Salah satunya adalah pelaksanaan webinar internasional yang menghadirkan sejumlah pakar dari berbagai negara.
Dijelaskan, Webinar internasional kali ini melibatkan partisipasi lebih dari 600 peserta, meliputi wakil-wakil dari seluruh Provinsi Republik Indonesia, negara sahabat se- ASEAN, bahkan juga peserta dari belahan Eropa yaitu antara lain dari Goethe University, Jerman dan Leiden University, Belanda.
” Kegiatan internasional yang melibatkan begitu banyak peserta dan narasumber dari sejumlah negara ini, tentunya akan sulit kita laksanakan secara langsung, apalagi dalam suasana pandemi Covid-19. Namun semua itu tidak menjadi kendala karena teknologi, ” katanya.
Lebih lanjut, jika sebelumnya, seminar banyak membincangkan pandangan dari sisi kesehatan ekonomi dan pendidikan akibat pandemi Covid, 19. Tapi sesungguhnya tidak kalah penting, mengkaji persoalan pandemi Covid-19 dari segi budaya dalam hal ini Melayu.
“Kehadiran Pusat Kajian Melayu di UMSU diharapkan dapat mendorong dilakukannya kajian yang konprehensif dalam prespektif budaya untuk kemajuan Melayu dimasa datang,” katanya.
Sedangkan, Anggota Komisi IX, DPR RI, Prof. Dr. Djohar Arifin Husin mengatakan, ada lima sifat orang Melayu yang harus dijaga dengan baik, yakni: memiliki sifat taat ( taat kepada Allah, Rasul dan pemimpin), sifat jujur dan amanah, sifat bersih ( bersih diri, bersih dari dosa), beradat dan terakhir beradat. Kata Djoar orang Melayu akan merasa sangat malu bila dikatakan ‘ tidak ber-adat’. Lima sifat ini adalah warisan yang harus dipelihara.
Webinar
Sementara, tampil sebagai pembicara dalam webinar, Guru Besar Besilam Dr Zikmal Fuad, Kepala Pusat Kajian Budaya Melayu UMSU Prof. Dr, Khairil Ansari, Dr. Samsuddin bin Suhaili (UPSI) dan Dr. Shamsuddin bin Othman (UPM). Acara dipandu, Wakil Rektor III UMSU, Dr Rudianto, MSi
Dalam webinar itu dijelaskan antara lain, Masyarakat Melayu yang kuat memegang teguh Agama dan Budaya diharapkan akan lebih siap dalam menghadapi Kebiasan Baru dalam menghadapi pandemic Covid19. Sebagaimana diketahui Budaya Melayu bersandar pada Islam sebagai rujukannya, seperti kata pepatah adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Prilaku hidup suku Melayu yang masih dipegang teguh diberbagai kawasan Negeri Melayu menjadi kekuatan dalam memutus matarantai penyebaran Covid-19.