Medan 16-Juni-2020
Seorang tenaga pengajar, Dosen memiliki tiga kewajiban yang harus dilaksanakan yakni Pengajaran, Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kewajiban tersebut diperuntukkan sebagai bentuk rasa syukur dan peduli akan kecerdasan generasi muda, sebagai bukti dari pelaksanaan tridharna perguruan tunggi dan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai dosen di Fakultas Teknik UMSU, Sudirman Lubis, S.T.,M.T sebagai ketua dengan anggota peneliti Partaonan Harahap, S.T.,M.T dan Faisal Irsan Pasaribu, S.T.,M.T, melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dan turut juga hadir Wawan Septiawan Damanik, S.T.,M.T, sebagai moderator acara sekaligus operator pengoperasian alat tersebut. Beliau melakukan penelitian dan membuat alat sebagai pendeteksi arah mata angin dengan menggunakan sensor HMC 5883L terhubung ke microcontroller arduino mega sebagai processor, yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan pergeseran magnet bumi. Beliau mengatakan dalam 10 tahun terakhir pergesaran magnet bumi semakin bertambah, tentu ini sangat berpengaruh terhadap arah dan letak sebuah posisi seperti arah kiblat yang sangat penting bagi ummat muslim untuk beribadah. Beliau juga mengatakan bahwa fenomena turunnya salju di kota Mekkah termasuk fenomena pergesaran magnet bumi. Adanya sensor ini diharapkan mampu membantu manusia dalam mendeteksi arah mata angin. Keuntungan menggunakan sensor ini ialah, dengan keakurasian yang tinggi hanya membutuhkan arus yang rendah 5V 1 Amper, dan dapat beroperasi tanpa adanya jaringan internet dapat menyesuaikan diri pada lokasi tempatnya berada.
Dokuemtasi saat pelatihan penggunaan sensor penunjuk arah mata angin dan kiblat berlangsung
Pelatihan dilaksanakan di kantor LPK HIKARI dan LPK SEKAI Sumatera Utara Jl.Pancing pasar 5 Barat Medan Estate Kec.Percut sei tuan Kab.Deli Serdang. Setiap tahunnya Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) mengantarkan anak bangsa untuk kerja di luar negeri seperti di negara jepang. Sebagai orang yang baru di dunia kerja yang minoritas ummat muslim jarang di temukan tempat ibadah, maka muncul sebuah masalah untuk mencari posisi arah kiblat yang benar. Adapun telpon genggam yang ada saat ini banyak menawarkan kompas arah kiblat secara geratis tetapi membutuhkan jaringan internet untuk bisa mengaksesnya. Belum lagi dalam 3 bulan terakhir hampir semua negara di dunia merasakan dan terdampak dari pandemi COVID-19 yang mengharuskan pemerintah untuk mengelurakan kebijakan dan peraturan mengenai kegiatan sosial di luar ruangan dan didalam ruanagan termasuk dalam urusan ibadah yang semestinya dapat dilaksanakan secara berjamaah di sebuah masjid, karena adanya wabah ini masyarakat dilrang berkerumun dan dapat beribadah dirumah masing-masing. Maka harapan dari terwujudnya penelitian ini dan hasilnya akan di sosialisasikan kepada masyarakat Indonesia khususnya yang membutuhkan dan akan dibuat sebuah pelatihan cara penggunaanya tegasnya.
Dokumentasi foto bersama Dosen Fakultas Teknik UMSU Sudirman Lubis, S.T.,M.T, (kedua kanan), Tenaga pengajar LPK HIKARI dan LPK SKAI Kurniawan (Kedua dari kiri) dan sejumlah peserta pelatihan yang hadir
Dalam kesempatan itu Sudirman menawarkan kepada peserta yang hadir, jika ada rumah ibadah yang ingin di ukur kembali arah kiblatnya, kami siap mendampingi dalam proses pengukuran tersebut tegasnya. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada pengurua LPK yang hadir dan banyak membantu hingga terlaksananya kegiatan tersebut dengan lancar.